Langsung ke konten utama

Masa Lalu - Ulal Asam

(Sebuah tulisan Yang berawal dari MADING KAMPUS - AKMR)

Survey hot Malu    21-05-2014            

Special edition

Terbitan ke-5

Apakah anda mulai membaca tulisan diatas (baca: ulal asam) dari kanan-ke kiri atau dari kiri-ke kanan…??

Kemudian dari mana anda mulai membaca tulisan (judul) yang singkat diatas, dari awal-keujung atau sebaliknya (ujung ke awal)…??

Jawabanya, kita kembali ketitik awal karena kita belum sampai diujung.

Tulisan ini berisi apreciation up date tentang tanggapan, saran dan realnya yang sedang terjadi, pada masa lalu. Tentang apa yang anda, dan orang lain kerjakan pada masa lalu dan kini…. Atau jangan dulu kita keluarkan pertanyaan itu. Sekarang kita berada dimana..?? 

PENGUMUMAN

Anda sekarang dimasa kini dan selamat tinggal masa lalu…!!!

Spirit of the future

Oke, saya mulai dari kata ‘okeh’, tanpa salam dan ucapan selamat.


Kardus...!

Dalam konteks menjaga kemaluan, kegoresan, kelecetan, dan keindahan perlu ada suatu benda lain yang dikemas sedemikian rupa sehingga bentuk isi didalamnya tak kelihatan seperti yang kita kira, yakni sebuah KARDUS. Sebuah benda berumpama palsu dan menipu semua orang serta dikemas dalam bentuk lain demi tujuan tata ruang akurat. Sungguh... kardus memang penipu, saya termasuk orang yang dikecewakan barangkali pembaca yang tak budiman juga begitu adalah termasuk orang yang dikecewakan. Saya bukan mau bercerita aneh-aneh tetapi mungkin anda salah satu orang yang tertipu. Begini,.. tentunya hampir setiap orang indonesia pernah memakan yang namanya mie instan lalu pernahkah anda membeli satu (1) Kardus Mie Instan...? kalau pernah tentunya anda saya anggap salah seorang yang dibohongi, sungguh... (versi saya) begini, antara satuan mie instan dan satuan kardus kenapa tidak serupa padahal kita hanya berhubungan dengan isi satuan mie instan. Kenapa harus ada kardus...? bukan..! saya bukan berpikir tentang “BUNGKUS”  tetapi, fungsi kardus yang selalu pura-pura menampilkan sajiannya padahal peminat mie instan hanya butuh satuan bungkus mie instan. Gila..!

Ya maaf, kalau anda tidak tertarik atau alergi dengan mie instan (karena mie instan memang tak baik untuk kesehatan). Saya punya ilustrasi lain tentang KARDUS. Kali ini tentang negara konflik Palestina yang dilanda perang dengan negara musuh misalnya Amerika. Faktanya, amerika seringkali melakukan serangan terlebih dahulu baik melalui serangan udara juga darat  dengan menggunakan Tank, dan Pesawat-Pesawat canggih.

Amerika adalah negara maju tentunya memiliki rudal-rudal yang termuthakir untuk mereka siapakan tetapi, apa yang disiapkan oleh sistem pertahanan militer negara Palestina, Hanyalah beberapa banyak rumah-rumah KARDUS. Anda bisa membayangkan berapa banyak kerugian Amerika ketika peluru, rudal, senjata kimia yang mereka tembakkan hanyalah sasaran Palsu.

Kardus..! Dus.. dus.. dus.

Saya hanya mau yang isi nya, kata saya dalam tulisan ini. Saya perlu tampilan asli ketika membeli 48 bungkus mie instan dan jangan pakai Kardus, kata saya sambil menyantap sesendok mie. Memang saya tak pernah makan mie instan dengan kardus.

Pada menit ke 46 dan detik ke 57 saya tak ada ide lagi, kalo teori  sekolah tentang menulis saya tak punya baik itu pengembangan- pengecilan- tata bahasa- etika bicara- dan lain-lain- grafik cerita- memang tak punya.  Tapi teringat dengan ilmuwan Thomas Alfa Edison tidaklah menyelesaikan penemuannya dibangku sekolah padahal ia adalah penemu terbanyak yang memiliki ribuan temuan ilmiah sepanjang ilmu ada. Ia awalnya (versi yang saya tahu) diajarkan oleh seorang guru bernama Ibu, padahal guru-guru pada saat ia mencoba sedikit belajar disekolah mengatakan bahwa ia tak layak menjadi seorang murid. Gila..!

Artinya, tulisan bertambah dalam ketidak-adaan ide saya tadi, bertambah cerita tentang kawan seperjuangan saya di Sekolah (bukan sederajat SMA). Namanya memang kawan, saya yakin kawan memiliki guru yang sesungguhnya yakni guru yang membuat kita percaya diri dan berani. (mungkin kawan mengerti maksud bahasa ‘Ibu’ dalam ilustrasi Thomas Alfa Edison). Coba saja kamu berani dengan kebodohanmu, kekuranganmu, apa yang sedang kita miliki ini adalah kekurangan kita. Saya menulis juga merasa kurang, tetapi keberanian dapat mengalahkan apa saja.

Kalau saja kamu berani tidak pakai baju kesekolah...? Kalau saja kamu berani berambut gondrong ...? Kalau saja kamu berani teriak di dalam kelas...? Kalau saja kamu berani membuat tulisan...? Kalau saja kamu berani bernyanyi...? Kalau saja kamu berani membuat karya dan penemuan...? Tapi sayangnya kamu pengecut, sama seperti saya.. diantara banyak keberanian yang mampu saya lakukan cuma menulis.

Jangan seperti KARDUS kerjanya menipu tampilan saja, kita-kita mau isi nya. Kardus itu palsu, suka berbohong pada orang lain. Kardus pernah berbohong, katanya ‘ada isinya’ rupanya kosong. Berlanjut lain waktu........

Buanglah kardus pada tempatnya, jangan sampai ‘kemaluan’ kita juga dipasang kardus, karena bukan disitu tempatnya,  dan lain waktu kita bicara lagi”


Terima kasih Pembaca yang tak budiman,

Redaksi Ulal Asam, Muhammad Fauzan.

Harap tidak mengganggu tulisan ini, karena tulisan ini bertanggung jawab dan mendapat izin pada mading terkait tidak seperti tulisan “BAGIANkU DiMAna” seperti teroris dari dunia antah berantah, korban siapa, tersangka siapa. J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Warisan Melayu (Portofolio Perkumpulan)

 

Filsafat Seni - SIMBOL MUSIK

(dalam Tugas Filsafat Seni ) Oleh : Muhammad Fauzan A.Md,Sn Assalamualaikum... SIMBOL MUSIK E mosi yang di rasakan menjelma di dalam Simbol Bunyi ( musi k). Interprestasi bunyi,...? pernahkah kita marah besar dengan seseorang dengan volume lemah sambil mengatakan kata pujian..? mungkin saja ada, tetapi ekspresi marah yg kita ungkapkan tidak berhasil dan disangka itu adalah sebuah kemarahan. Begitu juga dengan ekspresi bunyi, walaupun suatu interprestasi membutuhkan ‘ file memory’ tentang apa yang akan ia duga dengan sesuatu yang pernah ia alami misalnya, anak bayi tidak akan pernah menyangka datang ( baca : bunyi) segerombolan lebah dari luar rumahnya sedangkan ia tak pernah sebelumnya mendengar bunyi lebah, akan tetapi bisa jadi ia menduga ( baca : imajinasi) bunyi tersebut adalah sesuatu yang ‘menakutkan’ sedangkan ia tidak memikirkan objek yang berbunyi . Dalam musik ( ilmu) telah ada istilah-istilah baku tentang ekspresi suatu karya misalnya volume pelan disimbo

Komunitas Biola Pekanbaru

Informasi umum untuk Anggota Komunitas Biola Pekanbaru Komunitas Biola Pekanbaru merupakan wadah bagi para pelaku/penikmat/penggiat musik (musisi) pada bidang biola. Komunitas sosial ini didirikan pada tahun 2012 pada bulan juli oleh beberapa musisi yang ada dipekanbaru bersama dengan teman-teman melakukan Pelatihan, Workshop, Penampilan musik, dan kegiatan sosial lainnya. Kita bertekad mengembangkan musik pada bidangnya dan melakukan pengabdian kepada masyarakat luas dan kota pekanbaru pada khususnya. Diantara bentuk kegiatan tersebut ialah : - Menjalin silaturahim antara pemain biola - Membangun / melatih skill individu / kelompok - Memberi / menerima ilmu dan informasi tentang biola & musik - Mengadakan kegiatan sosial baik kegiatan musik ataupun kegiatan umum - Menunjang sebagai media kreativitas musik Syarat bergabung menjadi Anggota di Komunitas 1.       Memiliki instrument/ alat bantu pendukung lainnya : ( Biola, Stand, & Alat tulis) 2.