Langsung ke konten utama

Masa Lalu - Ulal Asam


(Sebuah tulisan Yang berawal dari MADING KAMPUS - AKMR)

Survey hot Malu                

Special edition

Terbitan ke-3

Apakah anda mulai membaca tulisan di atas dari kanan-kekiri atau dari kiri-ke kanan…??

Kemudian dari mana anda mulai bacaan yang singkat diatas, dari awal-keujung atau sebaliknya (ujung ke awal)…??

Jawabanya, kita harus kembali ketitik awal karena anda belum sampai diujung. Tulisan ini berisi apreciation up date tentang tanggapan, saran dan realnya yang sedang terjadi, pada masa lalu tentang Apa yang anda dan orang lain kerjakan pada masa lalu dan kini…. Atau jangan dulu kita keluarkan pertanyaan itu. Sekarang kita berada dimana..??  

PENGUMUMAN

Anda sekarang dimasa kini dan selamat tinggal masa lalu…!!!

Spirit of the future

FAktanya dari ulal asam….. malulasamasalalulasama

Beberapa hari yang lalu tepatnya hari selasa mahasiswa musik mengadakan Konser dengan nama RESITAL MUSIK dan kami ucapkan selamat kepada Ketua HMJ musik dan seluruh tim yang menjadi pelaksana acara, karena sebuah faktanya, ini adalah acara yang pertama di laksanakan selama HMJ diketuai Syahbani abdi dan wakil Deni suhairi. (selamat…!! putus Verawan)

Acara ini benar-benar di siapkan satu bulan sebelum pada hari HA, yaitu 16 maret 2010. bahkan penyaji acara di data jumlah, materi, dan format tampilan nya. Beberapa hari sebelum dimulai mahasiswa sepakat bahwa memang harus ada “Uji Resital” artinya sejauh mana (perkembangan) usaha kita menjalani sebuah proses dan Tujuan recital ini sendiri adalah “ Pertama kita memunculkan Ruang nyaman, karena pemahaman proses (latihan) bukanlah suatu kebutuhan dan kedua ini juga sebagai ajang kompetitif  agar kampus kesenian melayu riau ini benar-benar seperti ‘kampus’. Lihat saja akhir-akhir ini, apa yang bisa dinilai dari mahasiswa…?? maksudnya komsumsi kita sekarang ini apa...?? kan datang jauh-jauh dari kampung mau bahas ilmu. Apakah AKMR itu hanya  ramainya ketika daftar ulang dan ujian saja,..?? Contohnya, Spanduk penerimaan calon mahasiswa baru dengan isu S1 nah sekarang sudah tak ada lagi kan,.? ini seperti melihat Baliho Dinas Pajak dipinggir trotoar , kita bayar uang pajak namun jalan dan ‘pembangunan’ kita masih saja rusak ” Kata salah seorang Tim pelaksana acara Resital musik yaitu Fauzan Stradivirus yang juga mahasiswa musik TA 05.

Jadi redaksi kami dapat menyimpulkan Mahasiswa musik menjadi ‘panas’ ketika kampus mempersempit ruang untuk mereka berproses/interaksi sosial salah satunya Fasilitas, ialah instrument musik yang hampir lapuk (untung tak dimakan semut karena kayu muda agak murah, kayu murah itu manis..) sebab sangat tak memperhitungan Maintenance/Perawatan, hanya memperhitugkan alat dipakai oleh Siapa dan dikembalikan jam Berapa..?? (karena ini jurus jitu agar kehilangan calempong satu set tidak terjadi lagi). Kedua, selama beberapa tahun ini mahasiswa TIDAK dapat mengapresiasi ilmu perbandingan yaitu Dosen yang sengaja didatangkan dari luar (baca: bukan luar negeri) apakah itu berbentuk seminar ataupun materi dalam pelajaran (terserahlah). Bagi mahasiswa musik ini sangat penting dan tidak meyebabkan gangguan otak dan janin…  “sekarang saya tak bisa membaca buku,.. saya paling sering dan suka mendengar legenda bapak “Anu” dan belajar Cuma dari “Anu”. Kata seorang Mahasiswa musik semester 6 memang cukup ironis. dan Ketiga, kampus tidak mengoptimalkan fungsi organisasi Mahasiswa seperti BEM_HMJ serta Musyawarah Besar untuk penggatian Ketua Saharuddin kapan…??? (ia telah menjabat lebih dari 3+ Semester Benar-Benar sebuah perjalanan menuju sesuatu yang memuakkan.) ini kami anggap sebagai ketidakbutuhan salah satu pihak yaitu kampus dan merelakan tanggung jawab begitu saja pada masing-masing organisasi termasuk HMJ.

Hal ini yang mereka rasa menjadi penggangu karena mereka Himpunan Mahasiswa Jurusan Musik (HMJ) tidak rela menerima Kelemahan Beberapa pihak dan berimbas pada diri mereka dan….. Tiba-Tiba munculah acara dengan nama Resital musik.

Diantaranya Solo Violin, Duet Violin, Sonata for Cello n String Quartet. memang acara ini didominasi oleh mahasiswa string (violin) padahal banyak diantara mereka yang ingin ikut dalam acara ini namun, mengundurkan diri dsebabkan berbagai alasan salah satunya adalah bahan materi yang akan mereka mainkan belum benar-benar dikuasai kemudian adanya rasa ketidakmampuan membagi perhatian pada instrumen gendang, gambus, accordion, sebab  dominasi mahasiswa musik itu sendiri adalah para pemain violin dan mereka terbiasa (pelajaran) dengan partitur-partitur notasi sedangkan instrument lain mendapatkan litertur itu sangat susah (mungkin). Tim pelaksana telah mengajak seluruh mahasiswa untuk tidak berfikir ini sebuah ‘kotak kecil’ lagi, karena mahasiswa biola yang ingin mereka tampilkan.

 “apapun itu, instrument  atau vocal yang penting materi nya sudah dikuasai beberapa persen namun pada hal ini bukan komposisi”. Kata salah seorang tim pelaksana.


SUKSES Acara resital musik dibuka oleh ketua HMJ Syahbani Abdi dan ditutup oleh Ketua Jurusan Bpk Hukmi, sedangkan tempat  indoor Teater arena concert, yang gedung ini sudah lama tidak difungsikan oleh pihak kampus. Menurut survey penonton mencapai 50+ orang dan itu termasuk orang yang memang dengan sengaja di undang, dan yang di undang tak datang sekitar 20-100 (tidak akurat).  Acara ini disponsori oleh beberapa orang sebagai donator, dan mereka (tim) mejalankan sumbangan (ke pintu-pintu hati) karena anggaran dari kampus tidak bisa diharapkan, “sumbangan 5000 rupiah pun kami terima” kata salah seorang tim pelaksana. Tampaknya Resital ini hanya memberi ruang untuk mencorat-coret pada Dinding Coment, dan bukanlah diskusi setelah pertunjukan seperti yang diharapkan oleh slamet rivaldi pada Dinding Comentnya. Di satu sisi, pertunjukan sedang berlangsung Terlihat Bapak kafrawi dan Bapk Zuarman duduk agak ber”dampingan” (walaupun banyak penonton lain) di pintu masuk menyaksikan acara yang agak gelap dengan lighting cuma ada di antara panggung.

Resital ini diikut sertakan mulai dari Semester 2 (Eki dan zainuddin), Alumnus (Anggara Satria),  sampai ke Dosen (Cendra PY) mereka tampil satu panggung dalam format yang berbeda-beda, yang membuat nilai pertunjukan ini sama adalah materi yang mereka bawakan berasal dari Budaya Barat ialah mempelajari musik dari yang tertulis (teori berkembang) dan objek studinya adalah musik sebagaimana adanya dan karya musik bersifat histories idividual. Itulah yang membuat Beda dengan musik di dalam kebudayaan kita (contoh-contoh musik yang fungsional dan non-literate). Dalam pertunjukan musik dikampus seperti Makbulkamus menyajikan musik dalam tradisi-tradisi lokal seperti zapin, joged, dan tak jarang juga komposisi (garap), musik etnis yang hidup di desa-desa juga cukup jadi sorotan mahasiswa karena pengaruh lingkungan dan kesadaran estetis, ditambah ketika wacana mengembangkan musik etnis dalam keilmuan (Etnomusikologi) sekaligus bertujuan ingin menghapus sikap etnosentris yang menempatkan musik non-klasik Barat adalah rendah, atau sebaliknya. Namun musik dalam bangsa ini bisa terselamatkan sekurang-kurangnya dalam bentuk dokumentasi melalui perekaman , pemotretan , dan pengkajian sebelum musik itu lenyap.

Kami dari Ulal Asam mengucapkan selamat yang sebesar-besarnya pada seluruh yang terlibat acara MUSIK, TEATER ,TARI. Mahasiswa.Dosen, tuyul, kuntilanak, rampok, Cendikiawan. Semoga kita terus maju dan menjadi manusia berkembang atau berkembang jadi manusia.





Salam hangat dari Redaksi dan crew_______Ulal Asam special editon terbitan ke -3

Mahasisawa Musik TA 05

Terima kasih telah membaca


Wassalam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Warisan Melayu (Portofolio Perkumpulan)

 

Filsafat Seni - SIMBOL MUSIK

(dalam Tugas Filsafat Seni ) Oleh : Muhammad Fauzan A.Md,Sn Assalamualaikum... SIMBOL MUSIK E mosi yang di rasakan menjelma di dalam Simbol Bunyi ( musi k). Interprestasi bunyi,...? pernahkah kita marah besar dengan seseorang dengan volume lemah sambil mengatakan kata pujian..? mungkin saja ada, tetapi ekspresi marah yg kita ungkapkan tidak berhasil dan disangka itu adalah sebuah kemarahan. Begitu juga dengan ekspresi bunyi, walaupun suatu interprestasi membutuhkan ‘ file memory’ tentang apa yang akan ia duga dengan sesuatu yang pernah ia alami misalnya, anak bayi tidak akan pernah menyangka datang ( baca : bunyi) segerombolan lebah dari luar rumahnya sedangkan ia tak pernah sebelumnya mendengar bunyi lebah, akan tetapi bisa jadi ia menduga ( baca : imajinasi) bunyi tersebut adalah sesuatu yang ‘menakutkan’ sedangkan ia tidak memikirkan objek yang berbunyi . Dalam musik ( ilmu) telah ada istilah-istilah baku tentang ekspresi suatu karya misalnya volume pelan disimbo

Komunitas Biola Pekanbaru

Informasi umum untuk Anggota Komunitas Biola Pekanbaru Komunitas Biola Pekanbaru merupakan wadah bagi para pelaku/penikmat/penggiat musik (musisi) pada bidang biola. Komunitas sosial ini didirikan pada tahun 2012 pada bulan juli oleh beberapa musisi yang ada dipekanbaru bersama dengan teman-teman melakukan Pelatihan, Workshop, Penampilan musik, dan kegiatan sosial lainnya. Kita bertekad mengembangkan musik pada bidangnya dan melakukan pengabdian kepada masyarakat luas dan kota pekanbaru pada khususnya. Diantara bentuk kegiatan tersebut ialah : - Menjalin silaturahim antara pemain biola - Membangun / melatih skill individu / kelompok - Memberi / menerima ilmu dan informasi tentang biola & musik - Mengadakan kegiatan sosial baik kegiatan musik ataupun kegiatan umum - Menunjang sebagai media kreativitas musik Syarat bergabung menjadi Anggota di Komunitas 1.       Memiliki instrument/ alat bantu pendukung lainnya : ( Biola, Stand, & Alat tulis) 2.